Blunder Terbesar Steve Jobs & Bill Gates


Di balik sukses besarnya, para tokoh besar di dunia teknologi tidak luput dari kesalahan. Terkadang, mereka melewatkan kesempatan besar untuk sukses dan harus rela melihat pesaingnya berjaya. Atau menyaksikan perusahaannya terpuruk tanpa bisa melakukan apa-apa.

Steve Jobs, Bill Gates, Larry Page ataupun Mark Zuckerberg tak dapat dipungkiri berperan besar dalam perkembangan teknologi yang mengubah dunia. Namun tetap saja mereka pernah membuat kesalahan dalam sepak terjangnya selama ini.

Kesalahan terbesar apa yang pernah mereka lakukan? Berikut contohnya, seperti dikutip detikINET dari Income Diary, Rabu (26/9/2012).

1. Steve Jobs kehilangan kendali atas Apple

Steve Jobs menjadi salah satu CEO paling sukses sepanjang masa. Antara tahun 1997 sampai 2011, Steve memimpin Apple mendulang sukses dengan kharisma dan kepemimpinanya.

Namun pada awalnya, Jobs tampak tidak mengerti takdirnya sebagai CEO Apple. Pada tahun 1977, dia mulai melepas kontrolnya sebagai eksekutif Apple dan menyerahkan kepemimpinan pada Mike Markkula.

Ketika Markkula mengundurkan diri sebagai CEO Apple pada tahun 1983, Jobs merasa siap menjadi CEO. Akan tetapi, Jobs sudah tidak punya kendali di Apple dan dewan pimpinan belum menyetujuinya sebagai CEO.

Apple kemudian merekrut John Sculley menjadi CEO. Sayangnya, Jobs tidak mampu mengendalikan diri dan sering berkonflik dengan Sculley. Jobs akhirnya benar-benar kehilangan kontrol terhadap perusahaan yang didirikannya susah payah itu dan dipecat pada tahun 1985.

Semenjak itu, Jobs harus melihat tanpa daya ketika bisnis Apple terjun bebas. Sesuatu yang mungkin tidak perlu terjadi jika dia tetap di sana. Beruntung, nasib mempertemukan Jobs kembali dengan Apple. Ia menuntun perusahaan yang didirikannya itu kembali sukses luar biasa.

John Sculley sendiri mengakui bahwa penunjukan dirinya menjadi CEO adalah kesalahan besar. "Melihat ke belakang, adalah sebuah kesalahan besar aku pernah disewa menjadi CEO. Aku bukan pilihan pertama yang diinginkan Jobs sebagai CEO. Dialah pilihan pertama," ujar Sculley.

2. Bill Gates mengabaikan mesin cari online

Bill Gates membuktikan dirinya sebagai visioner tulen dengan mendirikan Microsoft pada tahun 1975. Namun ada beberapa tren besar yang gagal dilihat Gates, salah satunya mesin cari online.

Mesin cari terpopuler dunia akhirnya dipegang oleh Google yang menghasilkan profit miliaran dolar. Dengan segenap sumber dayanya, boleh jadi seharusnya Microsoft yang sukses di bidang mesin cari.

"Google menendang 'pantat' kami," kata Gates pada tahun 2005, mengakui kejayaan Google di sektor mesin cari.

Sejatinya, Microsoft sudah memperkenalkan MSN Search di tahun 1998. tahun yang sama ketika Larry Page dan Sergey Brin mendirikan Google. Namun Google lebih cepat, lebih inovatif dan lebih cepat menunjukkan hasil.

Microsoft terkesan tidak serius mengembangkan mesin cari sendiri. Bahkan data hasil pencarian mereka dapatkan dari Inktomi, pihak ketiga. Kala itu, Microsoft lebih fokus melawan Netscape di pasar browser.

Tahun 2002, mulai terlihat jelas Microsoft melakukan kesalahan. Google mendulang pundi-pundi uang luar biasa dari bisnis mesin cari. Tahun 2003, pendapatan mereka mencapai USD 962 juta.

Microsoft akhirnya mulai membuat mesin cari sendiri, Windows Live Search pada tahun 2006, namun tetap gagal menyaingi Google. Akhirnya, mereka merilis Bing pada tahun 2009 yang lumayan sukses, meski masih sangat jauh dari Google.

3. Larry Page gagal di jejaring sosial

Google banyak melakukan hal yang benar sejak didirikan pada tahun 1998. Namun seperti halnya Microsoft gagal di bidang mesin cari, Google juga gagal di bisnis jejaring sosial.

Page sejatinya tahu potensi besar jejaring sosial. Ia pernah menawar Friendster USD 30 juta pada tahun 2003, namun tidak berhasil.

Page tidak banyak bertindak meski tahu jejaring sosial adalah bisnis besar. Google baru merilis Google Buzz pada tahun 2010 yang akhirnya ditutup pada 2011.

Keseriusan Google baru tampak dengan dihadirkannya Google+ pada tahun 2011. Namun sampai saat ini, Google+ tampaknya kurang populer. Belum bisa menyaingi kejayaan Facebook.

"Saya jelas tahu bahwa saya harus melakukan sesuatu namun saya gagal melakukannya," kata Page suatu ketika.

Jika saja Google mengerahkan sumber daya besarnya sejak dulu, Facebook mungkin saja kalah. Seperti diketahui, Facebook pada awalnya hanya bermodal kecil-kecilan.

4. Mark Zuckerberg jadi 'wajah' Facebook

Dengan kejeniusannya, Zuckerberg mendirikan Facebook tahun 2004 yang akhirnya sangat berjaya. Zuckerberg pun identik dengan Facebook. Sayangnya, beberapa pihak menilai hal ini sebagai blunder.

Zuckerberg dinilai kurang kharismatik sebagai 'wajah' Facebook. Dia juga arogan dan kurang hati-hati dalam berbicara. Mungkin karena usianya yang masih sangat muda.

"Aku baru saja membunuh babi dan seekor kambing," demikian bunyi salah satu statusnya di Facebook. Hal ini dianggap kurang pantas dan offensif bagi para penyayang binatang.

Dalam berbagai wawancara, kata-kata Zuckerberg dipandang kurang baik atau menginspirasi. Penampilannya bahkan sempat dikritik karena terlalu santai, khususnya ketika Facebook memulai debutnya di bursa saham.

Potretnya di dunia film juga tidak banyak membantu. Zuckerberg di film Social Network digambarkan sebagai pemuda yang asal-asalan.

Namun demikian, seiring berjalannya waktu penampilan dan gaya bicara Facebook pun membaik. Tampaknya, pemuda ini sudah belajar dari pengalaman.

http://inet.detik.com/read/2012/09/26/101824/2036843/317/5/blunder-terbesar-steve-jobs-bill-gates991101mainnews



0 Response to "Blunder Terbesar Steve Jobs & Bill Gates"

Post a Comment