Kreativitas anak bangsa dalam mengolah biji luwak menjadi kopi yang nikmat rupanya mulai ditiru Malaysia. Hal itu diungkapkan oleh Chairman Speciality Coffee Association of Indonesia Leman Pahlevi.
Leman menuturkan, Malaysia sudah memulai proses produksi kopi luwak. Namun masih dalam skala kecil.
"Mereka belum akan menyaingi kita, karena kopi Malaysia juga masih sedikit. Jadi saya rasa dalam waktu dekat tidak akan menyaingi Indonesia," ujar Leman di JiExpo, Kemayoran, Jakarta Utara, Jumat (10/10).
Meski belum menjadi ancaman berarti, namun jika tidak didukung dengan baik, keberadaan produk kopi luwak Indonesia bisa terancam. Apalagi kopi luwak Indonesia belum dipatenkan. Dikhawatirkan, negara tetangga bakal mengklaim kopi luwak sebagai produksi khas mereka.
"Ini harusnya dipatenkan untuk kita sendiri. Makanya kita minta pemerintah untuk memproteksi ini," tegasnya.
Dia tidak memungkiri, kopi luwak bisa diproduksi di mana saja. Yang membedakannya yakni kondisi demografi yang didiami oleh hewan tersebut. "Luwak dimana-mana ada, tapi kualitasnya yang paling bagus, ini karena biji kopi yang diambil menurut naluri luwak, sehingga yang didapat itu yang benar-benar bagus. Sementara kalau kita hanya melihat bahwa biji kopi itu sudah merah makanya dipetik," jelas Leman.
Saat ini, kopi luwak disebut sebagai kopi paling mahal di dunia. Harga biji kopi luwak ini telah mencapai USD 200 atau sekitar Rp 2,4 juta per kg.
http://www.merdeka.com/uang/tak-segera-dipatenkan-kopi-luwak-terancam-diklaim-malaysia.html
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Kopi Luwak terancam diklaim Malaysia"
Post a Comment